Sabtu, 24 Agustus 2013

Rantai lepas

Namanya berkendara pasti kadang ada hambatan. Kali ini rantai motor saya los (apa ya bahasa Indonesianya?), pokoknya rantainya si Supri lepas dari gear. Setelah saya tepikan trus coba benerin ternyata nggak bisa! Hihi...kirain kayak sepeda mudah benerinnya. Akhirnya saya dorong motor dengan santai. Ya, santai. Pertama, jam setengah sepuluh malam jalanan masih cukup ramai. Kedua, jarak ke bengkel jauh bo'! Timur pasar Kabangan - bengkel terdekat di timur pabrik Batik Keris, jadi mesti irit tenaga hahaha.

Lagi asyik-asyiknya ndorong motor (sound wrong) mas-mas yang lagi nongkrong teriak, "Timur perempatan Sabar Motor, Mbak!" Paham maksudnya saya balik bertanya, "bengkel Mas?" "Tambal ban. Lho motornya didorong bukan bocor bannya? Sini diparkir dulu biar coba dilihat.", rentetnya. Mm...okay, saya menurut, itung-itung istirahat kalau nanti nggak bisa bener. "Niki los kok Mas", ujar saya. Lalu para mas-mas mengerubuti motor coba utak-utik dan...taraa! Berhasil! Horee...! Alhamdulillah. :-D  "Tadi dorong darimana mbak?" "Batik Bintang." "Wah, lumayan buat olah raga." Hahaha  saya cuma nyengir. Setelah berterimakasih saya pun pamit.
Pertolongan tidak terduga yang membuat saya senang dan bersyukur. Bukan hanya karena saya tak perlu kecapekan dorong motor, tapi karena Allah memperlihatkan bahwa masih banyak orang yang punya empati. Saya sebelumnya skeptis, sebabnya sepupu pas pulang mudik kemarin naik motor sendirian, disenggol mobil sampai ngglasar (terkapar) di jalan. Mobil yang nabrak malah tancap gas, dan... pengemudi-pengemudi di belakangnya nggak ada yang berhenti nolongin. Mereka cuma lewat aja sambil teriak, "MINGGIR MBAK!" Ya menurut L? Nggak liat motor roboh & slebor lepas? *esmoni*
Balik lagi ke rantai yang telah terpasang. Saya melaju pulang.
Sambil terngiang dalam hati : masih banyak orang yang punya empati. Masya Allah :')

Tidak ada komentar :

Posting Komentar