Selasa, 13 Desember 2011
Tahap pertama seperti biasa adalah ujian murattal dan teori tajwid. Saya sudah memantapkan hati untuk pakai irama nahawand saja, lebih mudah variasinya -begitu pikir saya-. Agak bingung juga karena ujian kali ini nggak dikasih bocoran surat apa yang akan diujikan. Nyobain di rumah direkam-rekam kok sumbang, malu denger suara rekaman sendiri sampai berhenti latihan. Pas berangkat, di jalan berdo'a terus biar lancar ngajinya. :D
Dan... SURPRISE!
Ruangan ujian udah diset seperti mimbar Musabaqoh Tilawatil Qur'an. Oh My God! Makin keder liatnya, mana pakai mic pula. Demi mengurangi ke-grogi-an akhirnya saya sama temen-temen yang lain malah ngobrol , becanda-becanda. Tapi waktu berjalan juga, waktunya kami tampil. Bismillah.
Penguji kami ada dua orang: Ustadz M. Husni Thamrin, S.I.Q, M.M dan Ustadz Zumroni. Satu persatu kami maju untuk murattal qur'an membaca beberapa ayat. Kami juga dikasih form penilaian buat menilai bacaan teman-teman, ini lebih susah dari baca. :p Saya dapet giliran nomer dua.
Selesai murattal kami semua menyelesaikan 30 soal tajwid, lumayan banyak. Dan lumayan membingungkan karena beberapa diantara pertanyaannya ada jebakan batman. Haduh, berapa nih skornya? Malu sama pengajarnya. Semoga semua mumtaz, amiin.
foto bareng setelah ujian
Kamis, 15 Desember 2011
Selang dua hari kami ujian lagi, kali ini presentasi. Ternyata Ustadz Husni memang suka sekali membikin kejutan. Kali ini kami harus presentasi di depan mihrab
Ternyata presentasinya sambil duduk. Fiuuhh... sedikit lega. Bergiliran kami menjawab tentang 5 pertanyaan yang sudah diberikan sebelumnya. Tiap orang sepuluh menit, dan kami menilai satu sama lain.
luthfi in action
Dengan teknik ujian seperti ini saya pribadi jadi lebih paham tentang materi tafsir semester ini. Dan sensasinya masih terasa sampai sekarang. :D Beneran lho, karena saking groginya saya hanya sempat menjawab empat dari lima pertanyaan! hehehe...
Sampai jumpa semester depan. Ilal liqo' bi idznillah.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar