Minggu, 10 Agustus 2014

Sejuta Topan Badai di Karimun Jawa


Hallo, assalamu’alaykum. Mumpung masih anget mau cerita tentang trip ke Karimunjawa kemarin. 

Cerita keindahan bawah lautnya ya? Bukan. Saya nggak akan cerita tentang itu, kan di blog lain sudah banyak diulas, silahkan blogwalking :p Saya mau berbagi pengalaman tentang gimana rasanya jadi pelancong yang terjebak di Karimunjawa karena kapal tidak mendapat ijin beroperasi akibat tingginya gelombang lautan.


Bermodalkan pengalaman kenekatan ke Bromo kemarin saya kembali ngetrip berdua dengan my travel partner Lupi. Sebenernya sih semua temen sudah diajakin tapi pada banyak alasan nggak bisa. Kami ikutan paket tour 600rb untuk 4H3M dengan fasilitas kapal Siginjai pp, sehari makan 2x, dan 2x tour. Sipp kan ya dapat harga segitu? Ternyata takdir berkata lain, tanggal yang kita pilih bersamaan dengan acara Kupatan di pantai Bandengan Jepara jadi jadwal kapal ferry Siginjai ditiadakan  hari itu, jadilah kami berdua nyebrang naik kapal cepat Ekspress bahari. Total perjalanan Solo-Karimunjawa Cuma 6,5 jam lho. Solo sampai Terminal Terboyo naik bus yang ugal-ugalan sepanjang jalan sampai Lupi mual. Coba tebak nama busnya... yak tul! bus Sumber Kencana Selamat. Salah kita juga sih dari halte naik bus jurusan Semarang tanpa liat nama busnya, begitu turun baru ngeh, pantesan cepet cuma dua jam. Perjalanan berlanjut Semarang-Jepara naik travel 1,5 jam dilanjutkan nyebrang dari pelabuhan Kartini pakai kapal cepat ekspress bahari 2,5jam. Pas naik kapal hampir semua penumpang mabuk laut karena ombaknya tinggi bangett, bergantian terlihat nutupin jendela kanan dan kiri. Hiiiy…

“Timuran” begitu orang Jepara menyebut angin timur yang sedang mempengaruhi lautan Indonesia dan menyebabkan ombak naik turun tidak menentu. Esoknya dan berhari-hari kemudian nggak ada kapal penyebrangan lagi di Karimunjawa. Jarak dan waktu tempuh yang cukup lama akan berisiko tinggi jika penyebrangan tetap dilakukan. Dampaknya tentu saja yang akan ke Karimunjawa harus membatalkan acara liburannya, dan yang sudah di Karimunjawa tidak bisa kembali ke Jawa.

Tapi tour kita tetap berjalan lho... Dua hari pertama kami berperahu mengunjungi pulau-pulau kecil di Taman Nasional Karimunjawa, jalan di pantainya yang indah, snorkeling di lautannya yang megah. Malam hari di alun-alun banyak warga yang berjualan seafood dengan harga murah meriah, bakso ikan 8.000, cumi dan ikan 10.000-an. Tapi ketiadaan kapal mempengaruhi stock bahan makanan di pulau Karimunjawa, apalagi nelayan mulai tidak melaut. Hari kedua harga seafood naik dua kali lipat, hari ketiga yang jualan seafood udah nggak berdagang, hari keempat cuma tinggal penjual indomie sama penjual kaos souvenir :( Kami memanfaatkan waktu di hari keempat dengan keliling pulau naik motor sewaan (Alhamdulillah ada kapal bbm datang menyuplai bensin di karimun setelah sehari sebelumnya terjadi kelangkaan), sehari cukup buat menjelajahi ujung sampai ke ujung Karimunjawa.

Perihal  ketiadaan kapal penyebrangan membuat para pelancong dan penduduk mulai stress. Kebanyakan mengalami nasib yang sama: ini liburan yang over budged :( “Kita mah liburan, libur, libur makan,” keluh Harlan, kenalan teman ngopi kami. Ya Allah ngenes banget dengernya. Tapi bener juga kalau dipikir, makanan yang kita asup saja semakin berkurang nutrisinya. Hari-hari pertama masih bisa makan sayur plus ikan yang dimasak aneka resep, kemudian bakso ikan, trus beli semangka buat berdua (mulai ngirit), lalu  indomie, indomie. Penginapan juga gitu: yang di hotel pindah ke home stay, yang di home stay pindah ke rumah penduduk, yang di rumah penduduk jadi tidur di lobby pelabuhan. 

Di penjuru Karimunjawa, kapal menjadi topik utama pembicaraan: di dermaga, warung kopi, alun-alun, rumah penduduk, dan teras penginapan. Kapal kapal kapal. Setiap informasi cepat menyebar dari mulut ke mulut, terkadang nggak bisa dibedakan mana yang rumor mana info valid. Apalagi nggak ada yang tau kapan ombak akan mereda sehingga kapal berani menyeberang, ada yang memprediksi sampai tengah bulan segala. *mewek* Seorang warga bercerita dulu penduduk Karimunjawa pernah terisolasi lebih dari sebulan, akhirnya bahan pangan diangkut pakai kapal perang. *speechless* Jadi dramatis. huaaa. Tour leader mewanti--wanti agar wisatawan tidak nekat menyarter perahu nelayan untuk menyeberang ke Jepara. Eh, walaupun udah dilarang  ada yang nekat juga, dengar-dengar delapan juta rupiah sekali jalan. :O

Hari Jumat ada kapal Perintis dari Kalimantan lewat Karimunjawa hendak menuju pelabuhan Tanjung Mas Semarang, tour leader kembali mengingatkan para pelancong untuk tidak nekat menaiki kapal itu karena (maaf, dianggap) tidak layak jalan. Memang kapalnya terlihat tua sih, lagipula duduknya lesehan kayak angkringan (?!) dan tanpa asuransi pula.  Ada informasi hari Sabtu kapal express kartini datang dari Semarang, Tour Leader-ku dapat tiketnya sementara banyak yang nggak dapat. Keadaan bener-bener hectic rasanya.

Dan… sabtu pagi kapal Perintis itu udah berlabuh lagi di Karimunjawa hendak bertolak ke Kalimantan. Kata Lupi kapal Perintis seakan ngomong “hello…aku selamat sampai Semarang, salah sendiri kemarin nggak mau naik aku, kecewa kann…” hihihi harap dimaklumi ya kalau ada yang mulai berhalusinasi. Pagi itu pelabuhan ramaiii banget semua ingin mendapat informasi keadaan laut secara real. Fyi selama di pulau orang-orang memantau ombak dari BMKG lewat gadged mereka.
Dan Alhamdulillah beranjak siang kapal Siginjai dan express bahari datang dari Jepara, disusul kapal express Kartini dari Semarang. Berhubung Siginjai dan Kartini nginep semalam kami naik express Bahari. Tiket express Kartini yang udah terlanjur dibeli mau coba dijual tour leader ntar kalau laku ditransfer deh :) Akhirnya setelah seminggu ada kapal juga :D #LetsSayAlhamdulillah 

Sampai jumpa, Karimun :D Kalau kata temen baru kita yang kapok kesana dia ucap sayonara, “Selamat tinggal, Karimun”. Hihihi saya nggak kapok tuh. Kalau balik lagi kesana tamasya dan transportasi udah berkembang pesat kita bisa cerita, “Nak, dulu ibu kesini nggak bisa pulang musti nunggu kapal dulu berhari-hari, listrik mati seharian, blablabla.” Hahaha The sand may brush off, the salt may wash clean, the tans may fade. But the memories last forever

suasana pelabuhan menjelang pulang, semua wajah terlihat sumringah
  
Sekalian ya mau cerita tentang hal-hal “ajaib” yang bikin saya takjub.
  • Di Karimun Jawa tidak ada anjing (cmiiw). Seminggu jalan disana belum sekalipun ketemu. Jadi nggak was-was masalahnya saya cuma berani sama anjing yang dirantai sama anjing yang pemiliknya lagi disampingnya soalnya takut kalau dikejar ehehe :p Dan lagi sebagai seorang muslim tentu lebih nyaman nggak khawatir terkena najis besar. 
  • Pengendara motor tidak ada satupun yang memakai helm, pun meski berkendara jauh ke ujung pulau. (jangan ditiru ya kalau diluar Karimunjawa hehehe)
  •  Tidak ada copet maupun pencuri disini. Seriusss. Pertama kami ngeh karena pintu home stay sama pemiliknya nggak pernah ditutup pintunya (apalagi dikunci), dan lagi setelah dicermati  penduduk karimun nggak pernah cabut kunci motornya, Hahaha benar-benar anti mainstream. Trus fungsi polisi buat apa dong? Ternyata buat menyelesaikan masalah kalau ada warga yang bertengkar atau tawuran.
  • Tidak ada satupun rumah makan padang disini hahaha… Joke pemersatu bangsa Indonesia adalah bahasa & RM.Padang tidak berlaku disini ;p 
  • Karimunjawa itu secara geografis cuma jadi satu kecamatan yang masuk daam kabupaten Jepara. Jadi meski sudah berbeda pulau masih Jawa banget.
  • Dipinggir jalan banyak pohon jambu air. Pas kesini pas lagi berbuah, kemarin minta sama penduduknya dikasih lho. Kalau pas musim kacang mete sepanjang jalan banyak orang jualan dengan harga murah. Sayang pas kesana nggak musim mete.
  
Tips buat yang mau ngetrip ke Karimunjawa:
  1.  Pilih waktu yang tepat, apalagi kalau kalian harus segera kembali bekerja di kantor. Eh tapi hasil browsing dan nanya-nanya sebenernya Agustus harusnya waktu yang tepat juga tuh, yah tapi namanya juga alam semua tergantung sama kuasa Allah.
  2. Kalau kamu ngetrip sendirian atau cuma berdua, nggak masalah. Ntar disana bisa gabung trip sama rombongan lain.
  3. Kalau belum bisa snorkling minta diajarin, sabar-sabar kok bapaknya. Seneng akhirnya saya paham dan bisa menikmati snorkeling setelah dulu zonk nyobain snorkeling di Gili Trawangan.
  4. Nggak usah bawa baju banyak-banyak usahakan untuk light packing. Bisa kok nyuci disana, airnya banyak cukup diangin-anginin juga kering kena udara panas 
  5. Bawa uang yang banyak. Dalam bentuk cash atau tabungan juga boleh disini ATM BRI pakai genset jadi bisa tarik tunai 24jam. Enak nggak perlu ngutang temen ;p 
  6. Bawa powerbank dengan kapasitas besar. Memang disini listrik nyala dari pukul 18.00-06.00WIB tapi buat jaga-jaga, kemarin waktu listrik nggak nyala seharian sama sekali nggak enak. 
  7.  Pakai tour biar nggak pusing-pusing amat cari tiket  kalau ada kejadian kayak saya, biar yang pusing tour leadernya aja. Piss.. Yang cari tour leader yang orangnya seru hubungi aja mas alex HP 081325968350 orangnya sigap, nggak bakal keteteran deh. 
  8. Nggak usah bawa motor atau mobil, disana banyak rental kok. Cerita dikit ya, pas di tracking mangrove kami ngobrol sama rombongan yang terjebak di Karimun hampir dua minggu. Padahal kan kendaraan nggak bisa ikut kapal cepat, dan lagi kalau kapal ferry datang yang diprioritaskan manusia dulu baru barang (motor, mobil, dsb) mengingat anda batas muatan kapal.
  9. Sewa penginapan yang dekat dermaga besar, jadi enak mobilitasnya, dapat kabar juga cepat. (lupakan telepon, sms dan chatting karena handphone sudah koid). Masnya yang bawa motor itu nginep di ujung barat pulau, berkilometer dari dermaga besar, susah kan cari info.
  10. Minta berkunjung ke Pulau Galeyang, itu pulau yang paling kece sih menurutku. Kemarin cuma rombongan kami dong yang berani kesana. Horeee! Mas alex top. Tapi disana orang yang bantuin angkut-angkut kayu agak stress, pas kami disana nangiiis terus nggak berhenti. Kata awak kapal masih mendingan nangis terus soalnya kadang dia ketawa nggak berhenti. 
  11. Minta ke  pulau Gosong! Coba deh browsing image, keren kaan… sayang kemarin pulaunya yang seuprit itu nggak kelihatan mengingat tingginya air laut.
  12. Abaikan semua tips antisipasi di atas kalau ingin menikmati liburan yang seru dan tidak terduga. Lagian ombak tinggi bukan di akhir dan awal tahun sebenernya jarang terjadi. Keep calm and make your own trip ;) 
  13. Always pray and have fun :D  

Tips biar nggak mabuk laut:
  •  Minum antimo      
  •  Kemarin pas keliling pulau-pulau kecil dan snorkeling, serombongan puyeng lihat ombak akhirnya semua gegoleran di perahu sambil merem buat ngilangin pusing. Waktu di perahu sih ampuh, tapi ternyata saudara-saudara… pas sudah kembali ke homestay kan langsung wudhu tuh, eh kok pas basuh muka sambil merem pandangan langsung oleng. Coba melek, normal. Merem lagi, oleng lagi. Oh, No! Malamnya kami susah tidur karena kalau mata terpejam rasanya kayak naik kapal di tengah badai. Esoknya pas mau snorkeling lagi curhat ke tour leader trus dikasih tips kalau pas berkegiatan di laut waktu ombak tinggi dan perahu loncat-loncat kayak kora-kora ternyata kuncinya gampang biar kita nggak mabok: jangan tidur, cukup nengok atas dikit lihat langit alih-alih melihat ombak stinggi lebih dari dua meter. Jadi hari kedua dilaut pada nggak berani tidur di perahu hahaha… Dan beneran lho tipsnya, it’s works! :D
  • Kalau di kapal express  jangan lihat keluar jendela. Pasang earphone, dan dengarkan musik. Kalau bisa tidur terlelap lebih bagus lagi sih, tau-tau sampai.

Terakhir, 



Salam,
Elyda 

Catatan: beritanya sampai masuk portal berita lho, ini linknya kalau mau baca berita dari
kompas.commetrotvnews.com,dan portal lainnya.




Tidak ada komentar :

Posting Komentar